Sabtu, 16 Mei 2015

GAMELI (Kehamilan Kembar)

A.    Pengertian Gameli
Kehamilan kembar atau gamelli ialah satu kehamilan dengan dua janin atau lebih
Suatu kehamilan dimana terdapat dua atau lebih embrio atau janin sekaligus. Kehamilan ganda terjadi, apabila dua atau lebih ovum dilepaskan dan dibuahi atau apabila satu ovum yang dibuahi membelah secara dini hingga membentuk dua embrio yang sama pada stadium massa sel dalam atau lebih awal ( Nugroho, 2010).
Kehamilan kembar ialah suatu kehamilan dengan dua janin atau lebih. Kehamilan tersebut selalu menarik perhatian wanita itu sendiri, dokter dan masyarakat pada umumnya. Kehamilan dan persalinan membawa resiko bagi janin. Bahaya  bagi ibu tidak sebegitu besar, tetapi wanita dengan kehamilan kembar memerlukan pengawasan khusus bila diinginkan hasil yang memuaskan bagi ibu dan janin (sulistiawati, 2012).
Kehamilan kembar dapat memberikan resiko yang lebih tinggi terhadap ibu dan janin. Oleh karena itu, dalam menghadapi kehamilan ganda harus dilakukan perawatan antenatal yang insentif. Kehamilan ganda ialah kehamilan dengan dua janin atau lebih. Termasuk dalam kehamilan beresiko tinggi karena kematian perinatal 3-5 kali lebih tinggi dari kehamilan tunggal (Fadlun, 2013).
B.     Etiologi
Etiologi kehamilan gameli : tidak diketahui pasti, tapi dapat dipengaruhi oleh faktor bangsa, umur paritas, hereditas obat-obatan ovulasi dapat menyebabkan kehamilan kembar 2 telur atau lebih (kurniawati, 2009). Faktor- faktor tersebut dan mungkin pula faktoe lain dengan mekanisme tertentu menyebabkan matangnya 2 atau folikel de Graf atau terbentuknya 2 ovum atau lebih dalam suatu folikel de Graf atau terbentuknya 2 ovum atau lebih dalam suatu folikel. Pada kembar yang berasal dari satu telur, faktor bangsa, hereditas, umur dan paritas tidak atau sedikit sekali mempengaruhi terjadinya kehamilan kembar itu. Deperkirakan disini penyebabnya ialah faktor penghambat pada masa pertumbuhan dini hasil konsepsi. Faktor penghambat yang empengaruhi segmentasi sebelum blastula terbentuk, menghasilkan kehamilan kembar dengan 2 amnion, 2 klorin, dan 2 plasenta seperti pada kehamilan kembar dizigotik (pudiastuti, 2012).
C.    Gejala
Pada kehamilan  ini distensi uters berlebihan, keluhan karena uterus yang besar dapat terjadi seperti. Keluhan subjektif : sering BAK, sesak nafas, gerak banyak edema varises pada tungkai bawah dan vulva, keluhan objektif : Hiperemesis, pre-eklamsia, dan hidramnion. Frekuensi hidramnion dan pre-eklamsia – eklamsia kira-kira 10 kali lebih besar pada kehamilan ganda karena terjadinya distensi uterus pada kehamilan ini. Seringkali terjadi partus prematurus. Kehamilan makin pendek dengan banyaknya janin kembar kira-kira 25% bayi kembar, 50% triplet (kembar 3) dan 75% kuadruplet (kembar 4) (sulistiawati, 2012).
D.    Komplikasi
Komplikasi dalam kehamilan ganda meliputi abortus yaitu abortus spontan lebih besar kemungkinannya terjadi pada janin ganda. Baebagai ulasan rinci mendapatkan bahwa kembar terindentifikasi tiga kali lebih sering pada abortus dibandingkan pada kehamilan aterm. BBLR : akibat pertumbuhan janin dan persalinan kurang bulan, BBLR adalah berat janin yang kurang dari 2500 gram, yang mempunyai karkteristik pernafasan tidak sempurna sekitar 45-50 kali per menit, frekuensi nadi 100 sampai140 kali permenit, kulit tipis transparan, otot hipotonik lemah sehingga pada BBLR dapat juga terjadi asfeksia (manuaba, 2010). Resiko untuk pre-eklamsia, pendarahan post partum meningkat pada gameli dibandingkan dengan janin tunggal (lenovo, 2012). Prekuensi hidramnion kira-kira 10 kali lebih besar pada kehamilan kembar dari pada kehamilan tunggal. Hidramnion menyebabkan uterus tegang, sehingga dapat menyebabkan partus prematurus, innersia uteri, atau pendarahan antepartum. Prekuensi pre eklamsi dan eklamsi juga dilaporkan lebih sering pada kehamilan kembar (pudiastuti, 2012). Komplikasi pada kehamilan : hidramnion, prematuritas, kelainan letak, plasenta previa, solusio plasenta, komplikasi post partum : antonia uteri, retensio plasenta penddarahan post partum dan infeksi (nugroho, 2010). Anemia karena terjadi hemodilusi yang makin tinggi, sehingga menyebabkan anemia relatif makin nyata, kebutuha janin ganda terhadap asam folat makin tinggi sehingga timbula nemia megaloplastik (Manuaba, 2007).
E.     Penatalaksanaan
Penyulit dari faktor anak : Prolapsus tali pusat atau gawat janin atau retensi anak kedua, sedangkan dari faktor ibu berupa inersia, kelelahan, histeria, faktor teknis panggul tidak sesuai kriteria, serta kesenjangan ukuran instrument dan bagian bayi.
            Kondisi anak pertama.
1.      Jika anak pertama presentasi kepala dan tidak ditemui penyulit lainnya, upayakan persalinan per vaginam.
2.      Jika anak pertama bukan presentasi kepala kepala, tetapi tanpa penyulit lainnya, maka observasi dan pantau secara ketat apabila akan diselesaikan per vaginam.
3.      Jika anak pertama bukan presentasi kepala dan disertai penyulit lainnya, pertimbangkan untuk terminasi per abdominal.
Kondisi anak kedua
1.      Jika anak kedua presentasi kepala, lahirkan per vaginam.
2.      Jika anak kedua bukan presentasi kepala, jika syarat memenuhi lakukan versi.
a.       Jika berhasil lanjutkan persalinan per vaginam.
b.      Kalau gagal lanjutkan dengan persalinan sungsang jika tidak ada kontraindikasi.
Bila terjadi prolaps tali pusat dan syarat tindakan terpenuhi, lakukan terminasi per abdominal.
Untuk memilih metode yang optimal untuk kelahiran presentasi janin-janin harus diketahui dengan tepat. Persentasi kepala-kepala paling sering terjadi (50% dari semua kombinasi ), di ikuti dengan kepala-bokong, bokong- kepala, bokong-bokong. Untuk persalinan dengan kepala-kepala, persalina  pervagina di perbolehkan seperti halnya pada presentasi kepala tunggal (nugroho, 2010). Persiapan untuk resusitasi noenatus bayi prematur, persiapan darah 500 ml, inful rl 20-30 tts per menit. Kala 1 : rencana persalinan pervaginam dilakukan evaluasi dengan pertograf, pase laten kurang dari 8 jam di lakukan SC, fase aktif, pembukaan kurang 1 cm per jam beritahu peringatan, dikanan garis waspada partograf masukkan oksitosin, mencapai garis bertindak lakukan SC ( kurniati, 2009).kala II memanjang pada anak ke dua tunggu his dan lakukan amniotomi. Bila setelah 15 menit belum ada his masukkan oksitosin 10 UIIM. Setelah ada his lakukan amniontomi dan anak dilahirkan seperti biasa. Anak II  harus lahir dalam waktu 30 menit setelah anak satu lahir ( karena bahaya solusio plasenta ). Kala III : setelah anak II lahir masukkan oksitosin 10 IUIM dan tetes pitosin dan setelah plasenta lahir masukkan methilgometrin 0,2 mg im. Kala IV : harus diawasi lebih cermat dan lama. Tetes pitosin diteruskan sampai lima jam postpartum (kurniati, 2009 ).
Langsung SC jika : ada gawat janin, bekas SC, anak satu letak lintang anak satu presbo dan anak dua preskep/ bahu, plasenta previa, prolaksus tali pusat kembar 3 atau lebih. Kala dua memanjang pada anak satu diawasi dan di tolong seperti biasa, kecuali terdapast indikasi. Setelah anak satu lahir harus lebih waspada. Tai pusat di jepit dengan hati-hati. Waspada adanya sirkulasi ke tiga. Lakukan pemeriksaan luar dan dalam untuk mengetahui letak dan persentasi anak dua, serta DJJ dan adanya prolapsus pusat jika anak ke dua bukan presentasi kepala di anjurkan untuk melakukan persalinan SC untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas janin dan menghindari aspeksia pada anak ke dua (fadlun, 2012). Untuk presentasi sungsang/ kepal , SC di indikasikan untukmengindari fenomena anak kembar yang saling mengunci (interlocking)(nugroho, 2010).
Penatlaksanaan dilaksanakan berdasarkan perencanaan yang telah disusun oleh penulis. Menurut teori sarwono (2009), mengatakan prosedur pertolongan persalinan ganda, yaitu : melahirkan anak pertama, apabila anak pertama presentasi kepala maka lahirkan secara pervagnam tetapi jika  ukan persentasi kepal maka pertimbangkan untuk dilakukan persalinan secara SC. Melahirkan anak ke dua, apabila anak ke dua presentasi kepala : tunggu his kuat tahan fundus uteri kemudian fiksasikan kepala bayi agar masuk ke pintu atas panggu, kemudia lakukan episiotomi tunggu dan pimpin persalinan anak ke dua seperti biasa. Jika anak ke dua letak sungsang : lakukan pertolongan persalinan sungsang secara bracht (jika dengan cara bracht bahu dan tangan tidak bisa lahir lanjutkan dengan manual aid).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar