A.
Pengertian
Gameli
Kehamilan kembar atau gamelli ialah satu kehamilan
dengan dua janin atau lebih
Suatu kehamilan dimana terdapat dua
atau lebih embrio atau janin sekaligus. Kehamilan ganda terjadi, apabila dua
atau lebih ovum dilepaskan dan dibuahi atau apabila satu ovum yang dibuahi
membelah secara dini hingga membentuk dua embrio yang sama pada stadium massa
sel dalam atau lebih awal ( Nugroho, 2010).
Kehamilan kembar ialah suatu
kehamilan dengan dua janin atau lebih. Kehamilan tersebut selalu menarik
perhatian wanita itu sendiri, dokter dan masyarakat pada umumnya. Kehamilan dan
persalinan membawa resiko bagi janin. Bahaya
bagi ibu tidak sebegitu besar, tetapi wanita dengan kehamilan kembar
memerlukan pengawasan khusus bila diinginkan hasil yang memuaskan bagi ibu dan
janin (sulistiawati, 2012).
Kehamilan kembar dapat memberikan
resiko yang lebih tinggi terhadap ibu dan janin. Oleh karena itu, dalam
menghadapi kehamilan ganda harus dilakukan perawatan antenatal yang insentif.
Kehamilan ganda ialah kehamilan dengan dua janin atau lebih. Termasuk dalam
kehamilan beresiko tinggi karena kematian perinatal 3-5 kali lebih tinggi dari
kehamilan tunggal (Fadlun, 2013).
B.
Etiologi
Etiologi kehamilan gameli : tidak
diketahui pasti, tapi dapat dipengaruhi oleh faktor bangsa, umur paritas,
hereditas obat-obatan ovulasi dapat menyebabkan kehamilan kembar 2 telur atau
lebih (kurniawati, 2009). Faktor- faktor tersebut dan mungkin pula faktoe lain
dengan mekanisme tertentu menyebabkan matangnya 2 atau folikel de Graf atau
terbentuknya 2 ovum atau lebih dalam suatu folikel de Graf atau terbentuknya 2
ovum atau lebih dalam suatu folikel. Pada kembar yang berasal dari satu telur,
faktor bangsa, hereditas, umur dan paritas tidak atau sedikit sekali
mempengaruhi terjadinya kehamilan kembar itu. Deperkirakan disini penyebabnya
ialah faktor penghambat pada masa pertumbuhan dini hasil konsepsi. Faktor
penghambat yang empengaruhi segmentasi sebelum blastula terbentuk, menghasilkan
kehamilan kembar dengan 2 amnion, 2 klorin, dan 2 plasenta seperti pada
kehamilan kembar dizigotik (pudiastuti, 2012).
C.
Gejala
Pada kehamilan ini distensi uters berlebihan, keluhan karena
uterus yang besar dapat terjadi seperti. Keluhan subjektif : sering BAK, sesak
nafas, gerak banyak edema varises pada tungkai bawah dan vulva, keluhan
objektif : Hiperemesis, pre-eklamsia, dan hidramnion. Frekuensi hidramnion dan
pre-eklamsia – eklamsia kira-kira 10 kali lebih besar pada kehamilan ganda
karena terjadinya distensi uterus pada kehamilan ini. Seringkali terjadi partus
prematurus. Kehamilan makin pendek dengan banyaknya janin kembar kira-kira 25%
bayi kembar, 50% triplet (kembar 3) dan 75% kuadruplet (kembar 4)
(sulistiawati, 2012).
D.
Komplikasi
Komplikasi dalam kehamilan ganda
meliputi abortus yaitu abortus spontan lebih besar kemungkinannya terjadi pada
janin ganda. Baebagai ulasan rinci mendapatkan bahwa kembar terindentifikasi
tiga kali lebih sering pada abortus dibandingkan pada kehamilan aterm. BBLR :
akibat pertumbuhan janin dan persalinan kurang bulan, BBLR adalah berat janin
yang kurang dari 2500 gram, yang mempunyai karkteristik pernafasan tidak
sempurna sekitar 45-50 kali per menit, frekuensi nadi 100 sampai140 kali
permenit, kulit tipis transparan, otot hipotonik lemah sehingga pada BBLR dapat
juga terjadi asfeksia (manuaba, 2010). Resiko untuk pre-eklamsia, pendarahan
post partum meningkat pada gameli dibandingkan dengan janin tunggal (lenovo,
2012). Prekuensi hidramnion kira-kira 10 kali lebih besar pada kehamilan kembar
dari pada kehamilan tunggal. Hidramnion menyebabkan uterus tegang, sehingga
dapat menyebabkan partus prematurus, innersia uteri, atau pendarahan
antepartum. Prekuensi pre eklamsi dan eklamsi juga dilaporkan lebih sering pada
kehamilan kembar (pudiastuti, 2012). Komplikasi pada kehamilan : hidramnion,
prematuritas, kelainan letak, plasenta previa, solusio plasenta, komplikasi
post partum : antonia uteri, retensio plasenta penddarahan post partum dan
infeksi (nugroho, 2010). Anemia karena terjadi hemodilusi yang makin tinggi,
sehingga menyebabkan anemia relatif makin nyata, kebutuha janin ganda terhadap
asam folat makin tinggi sehingga timbula nemia megaloplastik (Manuaba, 2007).
E.
Penatalaksanaan
Penyulit dari faktor anak : Prolapsus
tali pusat atau gawat janin atau retensi anak kedua, sedangkan dari faktor ibu
berupa inersia, kelelahan, histeria, faktor teknis panggul tidak sesuai
kriteria, serta kesenjangan ukuran instrument dan bagian bayi.
Kondisi anak pertama.
1. Jika
anak pertama presentasi kepala dan tidak ditemui penyulit lainnya, upayakan
persalinan per vaginam.
2. Jika
anak pertama bukan presentasi kepala kepala, tetapi tanpa penyulit lainnya,
maka observasi dan pantau secara ketat apabila akan diselesaikan per vaginam.
3. Jika
anak pertama bukan presentasi kepala dan disertai penyulit lainnya,
pertimbangkan untuk terminasi per abdominal.
Kondisi
anak kedua
1. Jika
anak kedua presentasi kepala, lahirkan per vaginam.
2. Jika
anak kedua bukan presentasi kepala, jika syarat memenuhi lakukan versi.
a. Jika
berhasil lanjutkan persalinan per vaginam.
b. Kalau
gagal lanjutkan dengan persalinan sungsang jika tidak ada kontraindikasi.
Bila
terjadi prolaps tali pusat dan syarat tindakan terpenuhi, lakukan terminasi per
abdominal.
Untuk memilih metode yang optimal
untuk kelahiran presentasi janin-janin harus diketahui dengan tepat. Persentasi
kepala-kepala paling sering terjadi (50% dari semua kombinasi ), di ikuti
dengan kepala-bokong, bokong- kepala, bokong-bokong. Untuk persalinan dengan
kepala-kepala, persalina pervagina di
perbolehkan seperti halnya pada presentasi kepala tunggal (nugroho, 2010).
Persiapan untuk resusitasi noenatus bayi prematur, persiapan darah 500 ml,
inful rl 20-30 tts per menit. Kala 1 : rencana persalinan pervaginam dilakukan
evaluasi dengan pertograf, pase laten kurang dari 8 jam di lakukan SC, fase
aktif, pembukaan kurang 1 cm per jam beritahu peringatan, dikanan garis waspada
partograf masukkan oksitosin, mencapai garis bertindak lakukan SC ( kurniati, 2009).kala
II memanjang pada anak ke dua tunggu his dan lakukan amniotomi. Bila setelah 15
menit belum ada his masukkan oksitosin 10 UIIM. Setelah ada his lakukan
amniontomi dan anak dilahirkan seperti biasa. Anak II harus lahir dalam waktu 30 menit setelah anak
satu lahir ( karena bahaya solusio plasenta ). Kala III : setelah anak II lahir
masukkan oksitosin 10 IUIM dan tetes pitosin dan setelah plasenta lahir
masukkan methilgometrin 0,2 mg im. Kala IV : harus diawasi lebih cermat dan
lama. Tetes pitosin diteruskan sampai lima jam postpartum (kurniati, 2009 ).
Langsung SC jika : ada gawat janin,
bekas SC, anak satu letak lintang anak satu presbo dan anak dua preskep/ bahu,
plasenta previa, prolaksus tali pusat kembar 3 atau lebih. Kala dua memanjang
pada anak satu diawasi dan di tolong seperti biasa, kecuali terdapast indikasi. Setelah
anak satu lahir harus lebih waspada. Tai pusat di jepit dengan hati-hati.
Waspada adanya sirkulasi ke tiga. Lakukan pemeriksaan luar dan dalam untuk
mengetahui letak dan persentasi anak dua, serta DJJ dan adanya prolapsus pusat
jika anak ke dua bukan presentasi kepala di anjurkan untuk melakukan persalinan
SC untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas janin dan menghindari aspeksia
pada anak ke dua (fadlun, 2012). Untuk presentasi sungsang/ kepal , SC di
indikasikan untukmengindari fenomena anak kembar yang saling mengunci
(interlocking)(nugroho, 2010).
Penatlaksanaan dilaksanakan
berdasarkan perencanaan yang telah disusun oleh penulis. Menurut teori sarwono
(2009), mengatakan prosedur pertolongan persalinan ganda, yaitu : melahirkan
anak pertama, apabila anak pertama presentasi kepala maka lahirkan secara
pervagnam tetapi jika ukan persentasi
kepal maka pertimbangkan untuk dilakukan persalinan secara SC. Melahirkan anak
ke dua, apabila anak ke dua presentasi kepala : tunggu his kuat tahan fundus
uteri kemudian fiksasikan kepala bayi agar masuk ke pintu atas panggu, kemudia
lakukan episiotomi tunggu dan pimpin persalinan anak ke dua seperti biasa. Jika
anak ke dua letak sungsang : lakukan pertolongan persalinan sungsang secara
bracht (jika dengan cara bracht bahu dan tangan tidak bisa lahir lanjutkan
dengan manual aid).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar