A.
Definisi Anemia dalam Kehamilan
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin
(Hb), hematokrit (Ht), dan eritrosit dibawah batas normal. Anemia dalam
kehamilan didefinisikan sebagai penurunan kadar hemoglobin kurang dari 11gr/dl
selama masa kehamilan pada trimester ketiga serta pada kehamilan trimester
kedua kadar hemoglobin kurang dari 10gr/dl, pemberian preparat 60mg/hari dapat
menaikan Hb 1 gr/dl/bulan (proverawati, 2009). Sedangkan menurut
Tarwoto(2007)anemia adalah kondisi dimana berkurangnya sel darah merah
(eritrosit) dalam sirkulasi darah atau masa hemoglobin sehingga tidak mampu
memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen keseluruh jaringan.
Anemia
oleh orang awam dikenal sebagai “kurang darah”. Anemia adalah suatu penyakit
dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari normal. Anemia berbeda
dengan tekanan darah rendah. Tekanan darah rendah adalah kurangnya kemampuan
otot jantung untuk memompa darah keseluruh tubuh sehingga menyebabkan kurangnya
aliran daarah yang sampai ke otak dan bagian tubuh lainnya.
Anemia
kehamilan yaitu ibu hamil denga Hb <11g% pada trimester I dan III atau Hb
< 10,5g% pada trimester II.
Gejala
yang mungkin timbul pada anemia adalah keluhan lemah, pucat, dan mudah pingsan,
walaupun tekanan darah masih dalam batas normal.secara klinik dapat dilihat
tubuh yang malnutrisi dan pucat.
Sebagian besar
anemia di indonesia penyebabnya adalah kekurangan zat besi. Zat besi adalah
salah satu unsur gizi yang merupakan komponen pembentuk Hb atau sel darah
merah. Oleh karena itu disebut “ anemia Gizi Besi ”
Anemia
gizi besi dapat terjadi karena hal-hal berikut ini.
1. Kandungan
zat besi yang dimakan yang dikonsumsi tidak mencukupi kebutuhan.
a. Makanan
yang kaya akan kandungan zat besi adalah makanan yang berasal dari hewani seperti
: ikan daging, hati ayam.
b. Makanan
nabati (dari tumbuh-tumbuhan) misalnya sayuran hijau tua, yang walaupun kaya
akan zat besi namun hanya sedikit yang bisa diserap oleh usus.
2. Meningkatnya
kebutuhan tubuh akan zat besi
a. Pada
masa pertumbuhan seperti anak-anak dan remaja, kebutuhan tubuh akan zat besi
meningkat tajam.
b. Pada
masa hamil kebutuhan zat besi meningkat karena zat besi diperlukan untuk
pertumbuhan janin, serta untuk kebutuhan ibu sendiri.
c. Pada
penderita penyakit menurun seperti TBC.
3. Meningkatnya
pengeluaran zat besi dari tubuh
Perdarahan atau
kehilangan darah dapat menyebabkan anemia. Hal ni terjadi pada pasien dengan
penyakit berikut ini
a. Kecacingan
( terutma cacing tambang ). Infeksi cacing tambang menyebabkan perdarahan pada
dinding usus, meskipun sedikit tapi terus menerus yang menyebabkan hilangnya
darah atau zat besi.
b. Kehilangan
darah pada saat haid berarti mengeluarkan zat besi yang ada dalam darah.
B.
Etiologi
Menurut Tarwoto (2007) penyebab anemia adalah
kekurangan gizi dalam makanan yang dikonsumsi, penyerapan zat besi yang tidak
optimal, dan kekurangan darah yang disebabkan oleh perdarahan yang banyak.
Sedangkan menurut Pudiastuti (2010) anemia
disebabkan oleh rusaknya butir darah merah, gangguan pembekuan darah akibat
beberapa bahan essensial seperti kekurangan zat besi, vitamin B kompleks,
vitamin C, asam folat serta kehilangan darah baik yang akut maupun kronis
(perdarahan, cacing tambang).
C.
Klasifikasi Anemia
Menurut
Tarwoto (2007) klasifikasi anemia dalam kehamilan yaitu :
1.
Anemia Defisiensi
Besi
Anemia defisiensi besi merupakan jenis anemia
terbanyak didunia, terutama pada negara miskin dan berkembang. Kurangnya besi
berpengaruh dalam pembentukan hemoglobin sehingga konsentrsinya dalam sel darah
merah berkurang, hal ini akan mengakibatkan tidak adekuatnya pengangkutan
oksigen keseluruh jaringan tubuh. Pengobatannya yaitu pemberian diet tinggi zat
besi, atasi penyebab seperti cacingan dan perdarahan, pemberian preparat zat
besi seperti sukfas fero-sus (dosis: 3 x 200 mg), ferro glukonatperdarahan,
pemberian preparat zat besi seperti sukfas fero-sus (dosis: 3 x 200 mg), ferro
glukonat 3x200 mg/hari atau diberikan secara parenteral jika alergi dengan obat
peroral 250 mg Fe (dosis : 3 mg/kg BB) dan iron dextran mengandung Fe 50 mg/ml
dengan IM.
2.
Anemia
Megaloblastik
Penyebab anemia megabolastik adalah kurang vitamin
B12, kurang asam folik. Pengobatannya yaitu diet nutrisi dengan B12 dan asam
folat, berikan asam folat 5mg/hari selama 4 bulan, vitamin B12 3x1 tablet/hari,
sulfar ferosus 3x1 tablet/hari, pada kasus berat dan pengobatann per oral
hasilnya lamban sehingga dapat diberikan tranfusi darah.
3.
Anemia
Hipoplastik
Penyebab anemia hipoplastik adalah hipofungsi sumsum
tulang, membentuk sel-sel darah merah baru. Pengobatannya yaitu pengobatan
infeksi seperti jamur dan bakteri, pendidikan kesehatan untuk mencegah infeksi.
Dengan pengobatan mungkin tidak memuaskan, mungkin pengobatan yang paling baik
yaitu tranfusin darah, yang perlu sering diulang.
4.
Anemia Hemolitik
Disebabkan oleh penghancuran/pemecahan sel darah
merah yang lebih cepat dari pembuatannya. Pengobatannya yaitu pencegahan faktor
resiko, cairan yang adekuat, pendidikan kesehatan dan tranfusi darah yang
berulang merupakan pengobatan yang paling baik.
D.
Patofisiologi
Pada anemia diketahui bahwa rendahnya Hb secara
langsung juga mempengaruhi kondisi penderita, dimana tanda dan gejala tersebut
terutama terjadi pada anemia defisiensi yang berat dan berkepanjangan.
Pemecahan eritrosit terlalu cepat(hemolisis) darah bertambah banyak dalam kehamilan
yang lazim disebut hidremia atau hiperpolemia, akan tetapi bertambahnya sel-sel
darah kurang berbanding dengan pertambahan plasma, sehingga terjadinya
pengeceran darah. Pertambahan tersebut berbanding plasma 30% sel darah 18%, dan
hemoglobin 19%. Pengeceran darah dianggap sebagai penyesuaian diri secara
fisiologis dalam kehamilan dan bermanfaat meringankan beban jantung yang harus
bekerja lebih berat dalam masa kehamilan.
Resistensi perifer berkurang, sehingga tekanan darah
tidak naik, serta perdarahan pada saat persalinan membuat banyaknya unsur zat
besi yang hilang lebih sedikit dibanding dengan apabila darah ibu tetap kental
(Prawiharjo, 2007).
E.
Derajat Anemia
Untuk menegakkan diagnosis anemia pada kehamilan,
dapat dilakukan anamnesis, akan didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing,
mata berkunanag-kunang, keluhan mual yang lebih hebat pada kehamilan muda
(manuaba, 2007). Menurut Manuaba (2007) pemeriksaan dan pengawasaan HB dapat
dilakukan dengan menggunakan alat stabil dari pemeriksaan sahli dapat
digolongkan sebagai berikut :
a)
Hb 11 gr/dl : normal
b)
Hb 9-10 gr/dl : anemia ringan
c)
Hb 7-8 gr/dl : anemia sedang
d)
Hb <7 gr/dl : anemia berat
F.
Tanda dan Gejala Anemia
Ibu hamil yang terkena anemia biasanya memiliki
banyak tanda dan gejala anemia pada umumnya seperti badan terasa cepat lelah,
kekuranagn energi, nafsu makan kurang, daya konsentrasi menurun, sakit kepala,
mudah terinfeksi penyakit, stamina tubuh menurun, wajah dan kelopak mata, bibr
serta kuku pucat, bahkanpada anemia berat berakibat penderita sesak nafas
bahkan lemah jantung (Proverawati, 2009).
G.
Pengaruh Anemia Terhadap Kehamilan
Menurut Manuaba (2007) pengaruh anemia terhadap
kahamilan terhadap kehmilan dapat menimbulkan berbagai masalah seperti berikut
:
a)
Bahaya selama
kehamilan
1)
Dapat terjadi
abortus
2)
Persalinan
prematur
3)
Hambatan tumbuh
kembang janin dalam rahim
4)
Mudah terkena
infeksi
5)
Ancaman
denkompensi kordis (Hb<6 gr/dl)
6)
Molahidatidosa
7)
Hipertensi
gravidarum
8)
Perdarahn
anterpartum
9)
Ketuban pecah
dini (KPD)
b)
Bahaya saat
persalinan
1)
Gangguan his kekuatan
mengejan
2)
Kala pertama
dapat berlangsung lama
3)
Kala dua
berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan sering memerlikan tundakan
operasi kebidanan.
4)
Kala tiga dapat
diikuti retensio plasenta, dan perdarahan post partum akibat atonia uteri.
5)
Kala empat dapat
terjadi perdarahan post sekunder dan atonia uteri.
c)
Masa nifas
1)
Perdarahan
postpartum
2)
Memudahkan
infeksi puerperium
3)
Pengeluaran ASI
berkurang
4)
Dekompensasi
kordis mendadak setelah persalinan
5)
Anemia kala
nifas
6)
Mudah terjadi
infeksi mamae.
H.
Kebutuhan Nutrisi Ibu Hamil
Kebutuhan
nutrisi ibu hamil menurut Tarwoto (2007):
a)
Makanan yang
anjurkan
1)
Makan bahan
makanan sumber Fe : hai, daging, kunig telur, udang. Serelia, kacang-kacangan
dan sayuran hijau.
2)
Bila sumber Fe
dari tumbuhan, diiringi dengan mengkonsumsi vitamin C
3)
Penggunanaan
tablet besi sesuai dengan anjuran dokter atau bidan
4)
FE diminum
kurang lebih 2 jam sebelum atau sesudah makan dengan cukup cairan atau jus
jeruk.
5)
Hindari minum Fe
dengan susu.
b)
Pedoman menu
1)
Makan dua kali
lebih dari biasanya, bukan hanya dalam jumlah porsi, namun lebih ditekankan
pada mutu zat-zat gizi yang terkandung dalam makanan yang dikonsumsi.
2)
Makanan dapat
diberikan 4-6 kali waktu makan sesuai dengan kamampuan ibu. Jangan memaksa
untuk menghabiskan makanan yang tersaji jika merasa mual, pusing, dan ingin
muntah.
3)
Batasi konsumsi
makanan berlemak tinggi dan yang merangsang saperti cabe, makanan bergas
seperti nagka, nanas dan durian sserta yang beralkohol semacam tape.
4)
Usahakan
mengkonsumsi makanan dalam komposisi seimbang, contoh manu uby hamil sengan
anemia:
a.
2 piring nasi
setara dengn 250 g, 90 g daging atau ikan, sebutir telur, 60 g kacang-kacangan,
100g setara dengan 3 porsi sayur, 2 porsi buah-buahan 100g, segelas susu atau
yoghurt, atau seiris keju sebagai ganti serta 1sdm minyak atau lemak.
b.
Berikan minum ½
jam sehabis makan. Perbanyak minum air putih, sari buah seperti air jeruk, air
tomat, sari wortel, air rebusan kacang hijau sebagai pengganti cairan yang
keluar.
c.
Hindari konsumsi
bahan makanan olahan pabrik yang diberi pengawet dan pewarna yang dimasukkan ke
dalam bahan pangan, karena dapat membahayakan kesehatan dan pertumbuhan janin.
d.
Konsumsilah
makanan laut dan daging yang pengelolahanyya tidak sempurna karena besar
resikonya tercemar kuman dan bakteri yang membahayakan.
e.
Tetap
beraktivitas dan bergerak, misalnya dengan jalan santai di pagi hari.
I.
Penanggulangan Anemia
Menurut
Pudiastuti (2012) penanggulangan anemia pada ibu hamil yaitu :
a)
Makan tablet
tambah darah sehari 1 tablet/minimal 90 tablet selama hamil.
b)
Makan yang banyak
mengandung zat besi misalnya daging, sayuran hijau seperti bayam, daun
singkong, kangkung, kacang-kacangan dan lain-lain.
Makanan yang dianjurkan untuk ibu hamil agar tidak
terkena anemis yaitu :
1)
Kehamilan
triwulan I
Beri
makan porsi kesil tapi sering, maknan yang segar-segar contohnya susu, sop,
buah-buahan, biscuit dan lain-lain.
2)
Kehamilan
triwulan II
Meningkatkan
makanan zat tenaga seperti nasi, roti, mie dan menigkatkan makanan zat
pembangun barupa lauk pauk dan zat pengatur yaitu sayur dan buah.
3)
Kehamilan
triwulan III
Jumah
makanan yang dibutuhkan sama dengan kehamilan triwulan II dan minum tablet
tambah darah 1 butir perhari (minimal 90 tablet selama hamil)
J.
Penatalaksanaan Anemia
a.
Menurut
Pusiastuti (2012) Penatalaksanaan anemia pada ibu hamil yaitu :
1)
Makan tablet
tambah darah sehari 1 tablet/minimal 90 tablet selama hamil.
2)
Makan yang
banyak mengandung zat besi misalnya daging, sayuran hijau seperti bayam, daun
singkong, kangkung, kacang-kacangan dan lain-lainnya. Makanan yang dianjurkan
untuk ibu hamil agar tidak terkena anemia yaitu :
a)
K ehamilan
triwulan I
Beri
makan porsi kecil tapi sering, makanan yang segar-segar contohnya susu, sop,
buah-buahan, biscuit dan lain-lain
b)
Kehamilan
triwulan II
Meningkatkan
makanan zat tenaga seperti nasi, roti, mie dan meningkatkan makanan zat
pembangun berupa lauk pauk dn zat pengatur yaitu sayur dan buah.
c)
Kehamamilan
triwulan III
Jumlah
makanan yang dibutuhkan sama dengan kehamilan trwulan II danminum tablet tambah
darah 1butir perhari (minimal 90 butir selama hamil) (Ratna Dewi Pudiastuti,
2012)
b.
Menurut Manuba
(2007), penatalaksanaan anemia pada kehamilan dibedakan menjadi:
1)
Anemia Ringan
Bila Kadar Hb 9-10 gr/dl
a)
Memberikan
pendidikan kesehatan mengenai makanan yang mengandung protein, zat besi,
asamfolat dan Vitamin C, menganjurkan ibu untuk meningkatkan kuantitas dan
kualitas makanan
b)
Memberikan
suplemesn zat besi 1 atau 2 kali/hari
2)
Anemia sedang
bila kadar Hb 7-9 gr/dl
a)
Memberikan
pendidikan kesehatan mengenai makanan yang mengandung protein, zat besi, asam
folat dan Vitamin C, Bila memungkinkan libatkan anggota keluarga pada
saatpendidikan kesehatan
b)
Memberikan
suplemen ferum sulfat 325 mg peroral, 2 kali sehari
3)
Anemia Berat
Bila Kadar Hb <7 gr/dl
a)
Transfusi darah
b)
Merujuk segera
ketempat pelayanan kesehatan yang lebih lengkap
c.
Menurut
Setiyaningrum (2013), penatalaksanaananemia pada kehamilan:
a)
Oral : pemebrian
fero sulfat/ fero gluconat/ Na fero bistirat 60 mg/hari, 800 mg selama
kehamilan
b)
Parenteral:
Pemberian ferum dextran 1000mg (20 ml) IV 2X10 ml/IM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar