Jumat, 15 Mei 2015

ANEMIA PADA KEHAMILAN




A.    Definisi Anemia dalam Kehamilan
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb), hematokrit (Ht), dan eritrosit dibawah batas normal. Anemia dalam kehamilan didefinisikan sebagai penurunan kadar hemoglobin kurang dari 11gr/dl selama masa kehamilan pada trimester ketiga serta pada kehamilan trimester kedua kadar hemoglobin kurang dari 10gr/dl, pemberian preparat 60mg/hari dapat menaikan Hb 1 gr/dl/bulan (proverawati, 2009). Sedangkan menurut Tarwoto(2007)anemia adalah kondisi dimana berkurangnya sel darah merah (eritrosit) dalam sirkulasi darah atau masa hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen keseluruh jaringan.
Anemia oleh orang awam dikenal sebagai “kurang darah”. Anemia adalah suatu penyakit dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari normal. Anemia berbeda dengan tekanan darah rendah. Tekanan darah rendah adalah kurangnya kemampuan otot jantung untuk memompa darah keseluruh tubuh sehingga menyebabkan kurangnya aliran daarah yang sampai ke otak dan bagian tubuh lainnya.
Anemia kehamilan yaitu ibu hamil denga Hb <11g% pada trimester I dan III atau Hb < 10,5g% pada trimester II.
Gejala yang mungkin timbul pada anemia adalah keluhan lemah, pucat, dan mudah pingsan, walaupun tekanan darah masih dalam batas normal.secara klinik dapat dilihat tubuh yang malnutrisi dan pucat.
Sebagian besar anemia di indonesia penyebabnya adalah kekurangan zat besi. Zat besi adalah salah satu unsur gizi yang merupakan komponen pembentuk Hb atau sel darah merah. Oleh karena itu disebut “ anemia Gizi Besi ”
Anemia gizi besi dapat terjadi karena hal-hal berikut ini.
1.      Kandungan zat besi yang dimakan yang dikonsumsi tidak mencukupi kebutuhan.
a.       Makanan yang kaya akan kandungan zat besi adalah makanan yang berasal dari hewani seperti : ikan daging, hati ayam.
b.      Makanan nabati (dari tumbuh-tumbuhan) misalnya sayuran hijau tua, yang walaupun kaya akan zat besi namun hanya sedikit yang bisa diserap oleh usus.
2.      Meningkatnya kebutuhan tubuh akan zat besi
a.       Pada masa pertumbuhan seperti anak-anak dan remaja, kebutuhan tubuh akan zat besi meningkat tajam.
b.      Pada masa hamil kebutuhan zat besi meningkat karena zat besi diperlukan untuk pertumbuhan janin, serta untuk kebutuhan ibu sendiri.
c.       Pada penderita penyakit menurun seperti TBC.
3.      Meningkatnya pengeluaran zat besi dari tubuh
Perdarahan atau kehilangan darah dapat menyebabkan anemia. Hal ni terjadi pada pasien dengan penyakit berikut ini
a.       Kecacingan ( terutma cacing tambang ). Infeksi cacing tambang menyebabkan perdarahan pada dinding usus, meskipun sedikit tapi terus menerus yang menyebabkan hilangnya darah atau zat besi.
b.      Kehilangan darah pada saat haid berarti mengeluarkan zat besi yang ada dalam darah.

B.     Etiologi
Menurut Tarwoto (2007) penyebab anemia adalah kekurangan gizi dalam makanan yang dikonsumsi, penyerapan zat besi yang tidak optimal, dan kekurangan darah yang disebabkan oleh perdarahan yang banyak.
Sedangkan menurut Pudiastuti (2010) anemia disebabkan oleh rusaknya butir darah merah, gangguan pembekuan darah akibat beberapa bahan essensial seperti kekurangan zat besi, vitamin B kompleks, vitamin C, asam folat serta kehilangan darah baik yang akut maupun kronis (perdarahan, cacing tambang).

C.    Klasifikasi Anemia
Menurut Tarwoto (2007) klasifikasi anemia dalam kehamilan yaitu :
1.      Anemia Defisiensi Besi
Anemia defisiensi besi merupakan jenis anemia terbanyak didunia, terutama pada negara miskin dan berkembang. Kurangnya besi berpengaruh dalam pembentukan hemoglobin sehingga konsentrsinya dalam sel darah merah berkurang, hal ini akan mengakibatkan tidak adekuatnya pengangkutan oksigen keseluruh jaringan tubuh. Pengobatannya yaitu pemberian diet tinggi zat besi, atasi penyebab seperti cacingan dan perdarahan, pemberian preparat zat besi seperti sukfas fero-sus (dosis: 3 x 200 mg), ferro glukonatperdarahan, pemberian preparat zat besi seperti sukfas fero-sus (dosis: 3 x 200 mg), ferro glukonat 3x200 mg/hari atau diberikan secara parenteral jika alergi dengan obat peroral 250 mg Fe (dosis : 3 mg/kg BB) dan iron dextran mengandung Fe 50 mg/ml dengan IM.
2.      Anemia Megaloblastik
Penyebab anemia megabolastik adalah kurang vitamin B12, kurang asam folik. Pengobatannya yaitu diet nutrisi dengan B12 dan asam folat, berikan asam folat 5mg/hari selama 4 bulan, vitamin B12 3x1 tablet/hari, sulfar ferosus 3x1 tablet/hari, pada kasus berat dan pengobatann per oral hasilnya lamban sehingga dapat diberikan tranfusi darah.
3.      Anemia Hipoplastik
Penyebab anemia hipoplastik adalah hipofungsi sumsum tulang, membentuk sel-sel darah merah baru. Pengobatannya yaitu pengobatan infeksi seperti jamur dan bakteri, pendidikan kesehatan untuk mencegah infeksi. Dengan pengobatan mungkin tidak memuaskan, mungkin pengobatan yang paling baik yaitu tranfusin darah, yang perlu sering diulang.
4.      Anemia Hemolitik
Disebabkan oleh penghancuran/pemecahan sel darah merah yang lebih cepat dari pembuatannya. Pengobatannya yaitu pencegahan faktor resiko, cairan yang adekuat, pendidikan kesehatan dan tranfusi darah yang berulang merupakan pengobatan yang paling baik.

D.    Patofisiologi
Pada anemia diketahui bahwa rendahnya Hb secara langsung juga mempengaruhi kondisi penderita, dimana tanda dan gejala tersebut terutama terjadi pada anemia defisiensi yang berat dan berkepanjangan. Pemecahan eritrosit terlalu cepat(hemolisis) darah bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut hidremia atau hiperpolemia, akan tetapi bertambahnya sel-sel darah kurang berbanding dengan pertambahan plasma, sehingga terjadinya pengeceran darah. Pertambahan tersebut berbanding plasma 30% sel darah 18%, dan hemoglobin 19%. Pengeceran darah dianggap sebagai penyesuaian diri secara fisiologis dalam kehamilan dan bermanfaat meringankan beban jantung yang harus bekerja lebih berat dalam masa kehamilan.
Resistensi perifer berkurang, sehingga tekanan darah tidak naik, serta perdarahan pada saat persalinan membuat banyaknya unsur zat besi yang hilang lebih sedikit dibanding dengan apabila darah ibu tetap kental (Prawiharjo, 2007).

E.     Derajat Anemia
Untuk menegakkan diagnosis anemia pada kehamilan, dapat dilakukan anamnesis, akan didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunanag-kunang, keluhan mual yang lebih hebat pada kehamilan muda (manuaba, 2007). Menurut Manuaba (2007) pemeriksaan dan pengawasaan HB dapat dilakukan dengan menggunakan alat stabil dari pemeriksaan sahli dapat digolongkan sebagai berikut :
a)      Hb 11 gr/dl      : normal
b)      Hb 9-10 gr/dl  : anemia ringan
c)      Hb 7-8 gr/dl    : anemia sedang
d)     Hb <7 gr/dl     : anemia berat

F.     Tanda dan Gejala Anemia
Ibu hamil yang terkena anemia biasanya memiliki banyak tanda dan gejala anemia pada umumnya seperti badan terasa cepat lelah, kekuranagn energi, nafsu makan kurang, daya konsentrasi menurun, sakit kepala, mudah terinfeksi penyakit, stamina tubuh menurun, wajah dan kelopak mata, bibr serta kuku pucat, bahkanpada anemia berat berakibat penderita sesak nafas bahkan lemah jantung (Proverawati, 2009).

G.    Pengaruh Anemia Terhadap Kehamilan
Menurut Manuaba (2007) pengaruh anemia terhadap kahamilan terhadap kehmilan dapat menimbulkan berbagai masalah seperti berikut :
a)      Bahaya selama kehamilan
1)      Dapat terjadi abortus
2)      Persalinan prematur
3)      Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim
4)      Mudah terkena infeksi
5)      Ancaman denkompensi kordis (Hb<6 gr/dl)
6)      Molahidatidosa
7)      Hipertensi gravidarum
8)      Perdarahn anterpartum
9)      Ketuban pecah dini (KPD)
b)      Bahaya saat persalinan
1)      Gangguan his kekuatan mengejan
2)      Kala pertama dapat berlangsung lama
3)      Kala dua berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan sering memerlikan tundakan operasi kebidanan.
4)      Kala tiga dapat diikuti retensio plasenta, dan perdarahan post partum akibat atonia uteri.
5)      Kala empat dapat terjadi perdarahan post sekunder dan atonia uteri.
c)      Masa nifas
1)      Perdarahan postpartum
2)      Memudahkan infeksi puerperium
3)      Pengeluaran ASI berkurang
4)      Dekompensasi kordis mendadak setelah persalinan
5)      Anemia kala nifas
6)      Mudah terjadi infeksi mamae.

H.    Kebutuhan Nutrisi Ibu Hamil
Kebutuhan nutrisi ibu hamil menurut Tarwoto (2007):
a)      Makanan yang anjurkan
1)      Makan bahan makanan sumber Fe : hai, daging, kunig telur, udang. Serelia, kacang-kacangan dan sayuran hijau.
2)      Bila sumber Fe dari tumbuhan, diiringi dengan mengkonsumsi vitamin C
3)      Penggunanaan tablet besi sesuai dengan anjuran dokter atau bidan
4)      FE diminum kurang lebih 2 jam sebelum atau sesudah makan dengan cukup cairan atau jus jeruk.
5)      Hindari minum Fe dengan susu.
b)      Pedoman menu
1)      Makan dua kali lebih dari biasanya, bukan hanya dalam jumlah porsi, namun lebih ditekankan pada mutu zat-zat gizi yang terkandung dalam makanan yang dikonsumsi.
2)      Makanan dapat diberikan 4-6 kali waktu makan sesuai dengan kamampuan ibu. Jangan memaksa untuk menghabiskan makanan yang tersaji jika merasa mual, pusing, dan ingin muntah.
3)      Batasi konsumsi makanan berlemak tinggi dan yang merangsang saperti cabe, makanan bergas seperti nagka, nanas dan durian sserta yang beralkohol semacam tape.
4)      Usahakan mengkonsumsi makanan dalam komposisi seimbang, contoh manu uby hamil sengan anemia:
a.       2 piring nasi setara dengn 250 g, 90 g daging atau ikan, sebutir telur, 60 g kacang-kacangan, 100g setara dengan 3 porsi sayur, 2 porsi buah-buahan 100g, segelas susu atau yoghurt, atau seiris keju sebagai ganti serta 1sdm minyak atau lemak.
b.      Berikan minum ½ jam sehabis makan. Perbanyak minum air putih, sari buah seperti air jeruk, air tomat, sari wortel, air rebusan kacang hijau sebagai pengganti cairan yang keluar.
c.       Hindari konsumsi bahan makanan olahan pabrik yang diberi pengawet dan pewarna yang dimasukkan ke dalam bahan pangan, karena dapat membahayakan kesehatan dan pertumbuhan janin.
d.      Konsumsilah makanan laut dan daging yang pengelolahanyya tidak sempurna karena besar resikonya tercemar kuman dan bakteri yang membahayakan.
e.       Tetap beraktivitas dan bergerak, misalnya dengan jalan santai di pagi hari.

I.       Penanggulangan Anemia
Menurut Pudiastuti (2012) penanggulangan anemia pada ibu hamil yaitu :
a)      Makan tablet tambah darah sehari 1 tablet/minimal 90 tablet selama hamil.
b)      Makan yang banyak mengandung zat besi misalnya daging, sayuran hijau seperti bayam, daun singkong, kangkung, kacang-kacangan dan lain-lain.
Makanan yang dianjurkan untuk ibu hamil agar tidak terkena anemis yaitu :
1)      Kehamilan triwulan I
Beri makan porsi kesil tapi sering, maknan yang segar-segar contohnya susu, sop, buah-buahan, biscuit dan lain-lain.


2)      Kehamilan triwulan II
Meningkatkan makanan zat tenaga seperti nasi, roti, mie dan menigkatkan makanan zat pembangun barupa lauk pauk dan zat pengatur yaitu sayur dan buah.
3)      Kehamilan triwulan III
Jumah makanan yang dibutuhkan sama dengan kehamilan triwulan II dan minum tablet tambah darah 1 butir perhari (minimal 90 tablet selama hamil)

J.      Penatalaksanaan Anemia
a.       Menurut Pusiastuti (2012) Penatalaksanaan anemia pada ibu hamil yaitu :
1)      Makan tablet tambah darah sehari 1 tablet/minimal 90 tablet selama hamil.
2)      Makan yang banyak mengandung zat besi misalnya daging, sayuran hijau seperti bayam, daun singkong, kangkung, kacang-kacangan dan lain-lainnya. Makanan yang dianjurkan untuk ibu hamil agar tidak terkena anemia yaitu :
a)      K ehamilan triwulan I
Beri makan porsi kecil tapi sering, makanan yang segar-segar contohnya susu, sop, buah-buahan, biscuit dan lain-lain
b)      Kehamilan triwulan II
Meningkatkan makanan zat tenaga seperti nasi, roti, mie dan meningkatkan makanan zat pembangun berupa lauk pauk dn zat pengatur yaitu sayur dan buah.
c)      Kehamamilan triwulan  III
Jumlah makanan yang dibutuhkan sama dengan kehamilan trwulan II danminum tablet tambah darah 1butir perhari (minimal 90 butir selama hamil) (Ratna Dewi Pudiastuti, 2012)
b.      Menurut Manuba (2007), penatalaksanaan anemia pada kehamilan dibedakan menjadi:
1)      Anemia Ringan Bila Kadar Hb 9-10 gr/dl
a)      Memberikan pendidikan kesehatan mengenai makanan yang mengandung protein, zat besi, asamfolat dan Vitamin C, menganjurkan ibu untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas makanan
b)      Memberikan suplemesn zat besi 1 atau 2 kali/hari
2)      Anemia sedang bila kadar Hb 7-9 gr/dl
a)      Memberikan pendidikan kesehatan mengenai makanan yang mengandung protein, zat besi, asam folat dan Vitamin C, Bila memungkinkan libatkan anggota keluarga pada saatpendidikan kesehatan
b)      Memberikan suplemen ferum sulfat 325 mg peroral, 2 kali sehari
3)      Anemia Berat Bila Kadar Hb <7 gr/dl
a)      Transfusi darah
b)      Merujuk segera ketempat pelayanan kesehatan yang lebih lengkap
c.       Menurut Setiyaningrum (2013), penatalaksanaananemia pada kehamilan:
a)      Oral : pemebrian fero sulfat/ fero gluconat/ Na fero bistirat 60 mg/hari, 800 mg selama kehamilan
b)      Parenteral: Pemberian ferum dextran 1000mg (20 ml) IV 2X10 ml/IM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar